Kamis, 12 Januari 2017

Analisis Film Rurouni Kenshin 3 (Jepang), Alur, Tokoh, Visual Effect, Make up Reviewed by Esemka Date 1/12/2017 06:55:00 AM

Analisis Film Rurouni Kenshin 3 (Jepang), Alur, Tokoh, Visual Effect, Make up

Analisis Film
Rurouni Kenshin 3
(Jepang)












Fathurrahman Maulana S

NIM. 1455428









INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA (ISBI) BANDUNG
PRODI TELEVISI DAN FILM
2015






The Legend Ends merupakan bagian kedua dari sekuel film Rurouni Kenshin. Pada film ini mengisahkan kisah lanjutan setelah apa yang terjadi pada film sebelumnya, yakni Kyoto Inferno.
ALUR
Jika pada film Kyoto Inferno alur cerita terasa sangat padat dan berjalan cukup cepat, film terbaru ini menampilkan alur cerita yang sedikit melambat. Lambatnya alur yang berjalan cukup terasa pada bagian awal film dimana Kenshin sedang menjalani latihan bersama sang guru. Pada bagian awal ini penonton akan disuguhkan adegan pertarungan Kenshin bersama sang guru yang berjalan cukup lama.
Fokus cerita yang ada pada film The Legend Ends ini juga tidak sebanyak apa yang ada di Kyoto Inferno. Namun hal ini membuat alur cerita yang disampaikan menjadi sedikit lebih nyaman untuk diikuti. Meski terkadang ada alur yang berjalan cukup lambat.
TOKOH
Juppongatana atau Pasukan Sepuluh Pedang merupakan kumpulan anak buah dari Makoto Shishio. Selain munculnya karakter Shishio, Juppongatana juga menjadi sorotan penting dalam sekuel film Rurouni Kenshin ini.
Namun sayangnya, selama dua bagian film, Kyoto Inferno dan The Legend Ends peran Juppongatana tidak terlalu terlihat. Hanya segelintir anggota Juppongatana saja yang mendapatkan porsi pada film sekuel ini. Dalam sekuel ini terkesan hanya Soujiro Seta (diperankan oleh Ryunosuke Kamiki) yang mendapat porsi peran yang cukup dominan dibandingkan dengan anggota Juppongatana lainnya.
Selain itu, bagi anda yang belum menonton film sebelumnya maupun kurang terlalu akrab dengan seri Rurouni Kenshin, akan sedikit sulit untuk mengenali tokoh-tokoh yang ada. Dalam film ini, pengenalan tokoh kurang dijelaskan secara jelas.
Namun akhir kata, film ini merupakan salah satu bentuk adaptasi live-action dari komik dan seri anime yang cukup sukses. Bagi para penggemar setia seri Rurouni Kenshin atau Samurai X, The Legend Ends menjadi sajian wajib bagi anda.





MAKE UP

Kedua film Kenshin sebelumnya cukup berhasil membuat film ini terasa realistis. Mulai dari desain kostum karakternya, jika kostum karakter versi komik banyak yang out of the box, pada film ini diganti dengan pakaian dengan warna dan gaya sesuai periode restorasi Meiji di Jepang. Para karakter tidak ada yang bersih merona, mereka akan lusuh akibat debu, pasir, keringat, air mata, atau bahkan darah. Efek ini membuat suasana cerita menjadi lebih realistis – tidak peduli secantik ataupun seganteng apapun para pemeran yang beraksi di sini. Hal ini membuat trilogi ini lebih pantas dikategorikan sebagai fiksi – historis, tidak sekadar sebuah fiksi -fantasi.

VISUAL EFFECT

Efek dalam film Kenshin memang telah muncul dari film terdahulu, namun di film ini pemakaian visual effect akan semakin sering muncul. Puing-puing yang berterbangan di latar belakang ikut membuat adegan pertarungan menjadi terasa seru. Dan jangan lupa, salah satu adegan yang paling ditunggu akan hadir di sini, yaitu Ichi no Hiken: Homura Dama, jurus pedang berapi dari Makoto Shishio akibat percikan pedang dengan akumulasi lemak manusia yang menumpuk di pedangnya selama ini. Jurus pedang berapi mungkin adalah jurus picisan, tapi berkat visual efeknya, sepertinya kita akan percaya saja bahwa memang Shishio mampu menembakkan lidah api dari sayatan pedangnya


Bottom of Form



Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas yang berjudul : Analisis Film Rurouni Kenshin 3 (Jepang), Alur, Tokoh, Visual Effect, Make up jangan lupa komen dan berbagi :)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar