Rabu, 26 November 2014

Daftar Pustaka atau Bibliografi Reviewed by Esemka Date 11/26/2014 09:11:00 PM

Daftar Pustaka atau Bibliografi

Tidak ada komentar :
Daftar Pustaka atau Bibliografi
            Bibliografi atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap.

1.      Fungsi bibliografi
a.       Memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan.
b.      Sebagai pelengkap dari catatan kaki.

2.      Unsur-unsur bibliografi
a.       Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap
b.      Judul buku, termasuk judul tambahannya.
c.       Data publikasi : Penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid, dan tebal/jumlah halaman tersebut.
d.      (untuk artikel)diperlukan judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, no or dan tahun.

3.      Penempatan bibliografi
a.       Bila karangan tdak terlalu panjang : Ditempatkan di akhir karangan
b.      Bila bukunya tebal dan banyak referensi : ditempatkan disetiap bab.

4.      Bentuk bibliografi
Cara menyusun bibliografi tidak seragam tergantung sifat referensi itu. Namun ada 3 hal penting yang harus dicantumkan yaitu : Pengarang, Judul, dan data-data publikasi

a.      Dengan seorang pengarang
Hockett. Charles F. A Course In Modern linguistics. New York : The MacMillan Company. 1963.
1.      Nama keluarga (Hockett) lebih dahulu, baru nama kecil tau inisial (Charles F.), Kemudian gelar-gelar.
2.      Nama komisi atau lembaga yang menyusun bias menggantikan nama pengarang.
3.      Jika tidak ada nama pengarang, maka urutannya harus dimulai dengan judul buku.
4.      Judul buku harus digaris bawahi (kalau dicetak memakai huruf miring)
5.      Urutan data publikasi : Tembat publikasi, Penerbit dan penanggalan. Jika ada banyak tempat publikasi maka cukup mencantumkan tempt yang pertama. Jika tidak ada penanggalan, maka pergunakan tahun Copyright terakir yang biasa dicantumkan dibalik halaman judul buku.
6.      Pencantuman banyaknya halaman bias ditiadakan karena tidak wajib.
7.      Penggunaan tanda titik : Sesudah nama pengarang, sesudah nama judul buku, sesudah data publikasi dan kalau ada sesudah jumlah halaman.
8.      Penggunaan titik dua : Sesudah tahun terbit

9.      Penggunaan tanda koma : Sesudah nama penerbit.
Read More

Jumat, 21 November 2014

Fungsi, Unsur, Penempatan, Bentuk dan Pengertian Daftar Pustaka atau Bibliografi Reviewed by Esemka Date 11/21/2014 09:03:00 AM

Fungsi, Unsur, Penempatan, Bentuk dan Pengertian Daftar Pustaka atau Bibliografi

Tidak ada komentar :
Daftar Pustaka atau Bibliografi

            Bibliografi atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap.
1.      Fungsi bibliografi
a.       Memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan.
b.      Sebagai pelengkap dari catatan kaki.

2.      Unsur-unsur bibliografi
a.       Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap
b.      Judul buku, termasuk judul tambahannya.
c.       Data publikasi : Penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid, dan tebal/jumlah halaman tersebut.
d.      (untuk artikel)diperlukan judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, no or dan tahun.

3.      Penempatan bibliografi
a.       Bila karangan tdak terlalu panjang : Ditempatkan di akhir karangan
b.      Bila bukunya tebal dan banyak referensi : ditempatkan disetiap bab.

4.      Bentuk bibliografi
Cara menyusun bibliografi tidak seragam tergantung sifat referensi itu. Namun ada 3 hal penting yang harus dicantumkan yaitu : Pengarang, Judul, dan data-data publikasi

a.      Dengan seorang pengarang
Hockett. Charles F. A Course In Modern linguistics. New York : The MacMillan Company. 1963.
1.      Nama keluarga (Hockett) lebih dahulu, baru nama kecil tau inisial (Charles F.), Kemudian gelar-gelar.
2.      Nama komisi atau lembaga yang menyusun bias menggantikan nama pengarang.
3.      Jika tidak ada nama pengarang, maka urutannya harus dimulai dengan judul buku.
4.      Judul buku harus digaris bawahi (kalau dicetak memakai huruf miring)
5.      Urutan data publikasi : Tembat publikasi, Penerbit dan penanggalan. Jika ada banyak tempat publikasi maka cukup mencantumkan tempt yang pertama. Jika tidak ada penanggalan, maka pergunakan tahun Copyright terakir yang biasa dicantumkan dibalik halaman judul buku.
6.      Pencantuman banyaknya halaman bias ditiadakan karena tidak wajib.
7.      Penggunaan tanda titik : Sesudah nama pengarang, sesudah nama judul buku, sesudah data publikasi dan kalau ada sesudah jumlah halaman.
8.      Penggunaan titik dua : Sesudah tahun terbit

9.      Penggunaan tanda koma : Sesudah nama penerbit.
Read More

Rabu, 19 November 2014

Tari Saman Reviewed by Esemka Date 11/19/2014 06:51:00 PM

Tari Saman

Tidak ada komentar :

Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo (Gayo Lues) yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.
Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.

Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan grup sepangkalan (dua grup). Penilaian ditititk beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.
Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :

1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.


Sejarah dan Asal Usul Tari Saman

Sejarah dan Asal Usul Tari Saman - Di antara beraneka ragam tarian dari pelosok Indonesia, tari saman termasuk dalam kategori seni tari yang sangat menarik. Keunikan Tari Saman ini terletak pada kekompakan gerakannya yang sangat menakjubkan. Para penari saman dapat bergerak serentak mengikuti irama musik yang harmonis. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh, terus menari dengan kompak, mengikuti dendang lagu yang dinamis. Sungguh menarik, bukan? Tak salah jika tari saman banyak memikat hati para penikmat seni tari. Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari mancanegara. Sekarang, mari kita ulas lebih dalam lagi mengenai tarian unik ini.


Sejarah Tari Saman


Mengapa tarian ini dinamakan tari Saman? Tarian ini di namakan Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Gayo bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu, tari saman menjadi salah satu media dakwah.


Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu, khususnya pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
 

Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu.
 

Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.

Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.

Makna dan Fungsi


Tari Saman dijadikan sebagai media dakwah. Sebelum Saman dimulai, tampil pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat. Pemuka adat memberikan nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan penonton. Syair-syair yang di antunkan dalam tari Saman juga berisi petuah-petuah dan dakwah.

Namun dewasa ini, fungsi tarian saman menjadi bergeser. Tarian ini jadi lebih sering berfungsi sebagai media hiburan pada pesta-pesta, hajatan, dan acara-acara lain.
1.                  Pada tari Saman, terdapat 5 macam nyanyian : Rengum, yaitu sebagai pembukaan atau mukaddimah dari tari Saman (yaitu setelah dilakukan sebelumnya keketar pidato pembukaan). Rengum ini adalah tiruan bunyi. Begitu berakhir langsung disambung secara bersamaan dengan kalimat yang terdapat didalamnya, antara lain berupa pujian kepada seseorang yang diumpamakan, bisa kepada benda, atau kepada tumbuh-tumbuhan.
2.                  Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
3.                  Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
4.                  Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5.                  Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Gerakan Tari Saman

Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya.
 

Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.

Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo). Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam Tari Saman biasanya, temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman menarik.

Penari

Pada umumnya,
 tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki. tetapi jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini juga dimainkan oleh kaum perempuan. Pendapat Lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. 

Namun, perkembangan di era modern menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Di sinilah peran Syeikh, ia harus mengatur gerakan dan menyanyikan syair-syair tari Saman.

Kostum Tari Saman

Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:
·                     Pada kepala: bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat persegi. Dua segi disulam dengan benang seperti baju, sunting kepies.
·                     Pada badan: baju pokok/ baju kerawang (baju dasar warna hitam, disulam benang putih, hijau dan merah, bahagian pinggang disulam dengan kedawek dan kekait, baju bertangan pendek) celana dan kain sarung.
·                     Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan. Begitu pula halnya dalam penggunaan warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu, karena melalui warna menunjukkan identitas para pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.
Tari saman memang sangat menarik. Pertunjukkan tari Saman tidak hanya populer di negeri kita sendiri, namun juga populer di mancanegara seperti di Australia dan Eropa. Baru-baru ini tari saman di pertunjukkan di Australia untuk memperingati bencana besar tsunami pada 26 Desember 2006 silam. Maka dari itu, kita harus bangga dengan kesenian yang kita miliki, dan melestarikannya agar tidak punah.


Read More

Minggu, 16 November 2014

Tujuan Kutipan Reviewed by Esemka Date 11/16/2014 09:05:00 PM

Tujuan Kutipan

Tidak ada komentar :

 Tujuan Kutipan

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang yang pengarang atau ucapan seseorang yang terkenal baik terdapat dalam buku buku maupun majalah majalah.Dalam keadaan tertentu seorang penulis karya ilmiah tidak punya waktu untuk menyelidiki  suatu segi kecil dari tulisannya secara mendalam. Penulis cukup mengutip pendapat yang dianggapnya benar itu dengan menyebutkan dimana pendapat itu dibaca. Walaupun kutipan atas pendapat orang ahli itu diperkenankan namun tidak berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan – kutipan. Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak mempergunakan kutipan supaya karangannya jangan dianggap sebagai suatu himpunan dari berbagai macam pendapat.
2.      Jenis Kutipan
Menurut jenisnya, Kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tak langsung (kutipan isi). Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari atau ikhtisar dari pendapat tersebut.
Dalam mengambil sebuah kutipan, hendaknya kutipan itu jangan terlalu panjang. Sebab bisa saja pembaca lupa bahwa yang dibacanya adalah sebuah kutipan dan dapat merusak atau mengganggu uraian yang sebenarnya. Bila penulis menganggap perlu memasukkan kutipan yang panjang, maka lebih baik memasukkannya dalam bagian Apendiks atau Lampiran. Sebuah kutipan dapat pula diambil dari penuturan lisan yang bisa terjadi melalui wawancara atau ceramah – ceramah. Namun kutipan semacam ini akan kurang nilai – nilainya kalau disajikan begitu saja. Agar nilainya lebih dapat dipertanggungjawabkan, maka harus dimintakan pengesahannya dari orang yang bersangkutan.

3.      Prinsip – Prinsip Mengutip

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan pada waktu membuat kutipan adalah :
a)      Jangan mengadakan perubahan
Pada kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata – kata atau teknik dari teks aslinya. Bila dianggap perlu untuk mengadakan perubahan tekniknya maka pengarang harus menyatakan atau memberikan keterangan yang jelas bahwa telah diadakan perubahan tertentu.

b)      Bila ada kesalahan
Bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, eantah dalam persoalan ejaan maupun dalam soal – soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan – kesalahan itu. Penulis hanya mengutip sebagaimana adanya. Demikian pula hanya kalau penulis tidak setuju dengan satu bagian dari kutipan itu. Perbaikan atau catatan itu dapat ditempatkan sebagai catatan kaki, atau dapat pula ditempatkan dalam tanda kurung segi empat [...] yang langsung ditempatkan di belakang kata atau unsur yang hendak diperbaiki, diberi catatan, atau yang tidak disetujui itu seperti hal nya dengan perubahan teknik sebagai telah dikemukakan di atas.

c)      Menghilangkan bagian kutipan
Dalam kutipan – kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian – bagian tertentu dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna keseluruhannya. Penghilangan itu biasanya dinyatakan dengan mempergunakan titik tiga berspasi [ . . . ].

4. Cara cara mengutip

a)      Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
Sebuah kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari empat baris ketikan, akan dimasukkan dalam teks dengan cara – cara berikut :
(1)   Kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks.
(2)   Jarak antara baris dengan baris dua spasi.
(3)   Kutipan itu diapit dengan tanda kutip.
(4)   Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.




b)      Kutipan langsung yang lebih dari empat baris
Bila sebuah kutipan terdiri dari lima baris atau lebih, maka seluruh kutipan itu harus digarap sebagai berikut :
(1)   Kutipan itu dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi.
(2)   Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi.
(3)   Kutipan itu boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip.
(4)   Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
(5)   Seluruh kutipan itu dimasukkan ke dalam 5 – 7 ketikan, bila kutipan itu dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 5 – 7 ketikan.

c)      Kutipan tak langsung
Dalam kutipan tak langsung biasanya inti atau sari pendapat itu yang dikemukakan. Sebab itu kutipan itu tidak boleh mempergunakan tanda kutip. Beberapa syarat harus diperhatikan untuk membuat kutipan tak langsung :
(1)   Kutipan itu diintegrasikan dengan teks.
(2)   Jarak antar baris dua spasi.
(3)   Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip.
(4)   Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjuk setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.

d)     Kutipan pada Catatan Kaki
Selain dari kutipan yang dimasukkan dalam teks, ada pula kutipan yang ditempatkan pada catatan kaki.Walaupun di atas telah dikemukakan juga bahwa kutipan yang panjang sekali lebih baik ditempatkan dalam Apendiks atau Lampiran, agar lebih mudah bagi pembaca lebih baik disimpan pada catatan kaki.

e)      Kutipan atas ucapan lisan
Dalam karya – karya ilmiah atau tulisan – tulisan lainnya, sering pula dibuat  kutipan – kutipan atas ucapan – ucapan lisan. Sebenarnya kutipan atas sumber semacam ini sulit dipercaya, kecuali mungkin ucapan yang disampaikan seorang tokoh yang penting dalam suatu kesempatan yang luar biasa, serta dapat diikuti oleh masyarakat luas. Bila penulis ingin memasukkan juga kutipan – kutipan semacam itu di dalam tulisannya, maka sebaiknya ia memperlihatkan naskah kutipan itu terlebih dahulu kepada orangyang memberi keterangan itu untuk mendapatkan pengesahannya.

f)       Variasi membuat Kutipan
Walaupun telah diuraikan secara terperinci cara cara membuat kutipan, Pola – pola dalam membuat kutipan akan lebih efektif kalau mengandung variasi; variasi antara kutipan langsung dan kutipan tak langsung, variasi antara kutipan yang dimasukkan dalam teks dan kutipan yang dimasukkan dalam catatan kaki. Di samping itu masih ada beberapa cara lain untuk membuat kutipan – kutipan itu dirasakan lebih mantap. Salah satu cara adalah langsung mulai dengan materi kutipan hingga perhentian terdekat, disusul dengan sisipan penjelas tentang ucapan atau pendapat itu, untuk mengetahui siapa yang berkata demikian. Perhentian itu dapat dilakukan sesudah sebuah kata, dapat pula sesudah sebuah frasa atau kalimat singkat.

5. Tanggung Jawab Penulis

Dalam hubungan dengan persoalan tanggungjawab, harus diingat bahwa kutipan itu dapat dibuat sekurang – kurangnya untuk dua tujuan yang berlainan; pertama, kutipan dibuat untuk mengadakan sorotan, analisa, atau kritik, dan kedua, kutipan dibuat untuk memperkuat sebuah uraian. Kutipan jenis pertama tidak begitu banyak menuntut pertanggungan jawab penulis. Kutipan kedua – disamping menuntut pertanggungan jawab sebagai diuraikan di atas – meminta petanggungan jawab yang lebih besar. Di pihak lain, kutipan kedua menuntut pertanggung jawaban sebagai di uaikan diatas meminta pertanggung jawab yang besar.
Read More

Selasa, 11 November 2014

Max weber Reviewed by Esemka Date 11/11/2014 09:22:00 AM

Max weber

Tidak ada komentar :
Max  weber  sangat  konsisten  dengan  ilmu-ilmu  yang  diterapkannya,  ini terlihat  dari  metode-metode  ilmiahnya yang  ia  kemukakan.  Dari objek  dan  metode  mengenai  tindakan sosial,  Verstehen,  tipe ideal,  dan  yang akan  di bahas  dalam  artikel  ini  yaitu  mengenai  bebas  nilai. 
Mengenai  teori  objek  dan  metode  sosial  ini  weber  punya  pandagan  tersendiri,  berbeda dengan  pendapat  Durkheim  yang  mengatakan  bahwa  objek  sosiologi  adalah  fakta  sosial.  Weber  berpendapat  bahwa  objek  sosiologi  adalah  tindakan  sosial.  Menurut  nya,  tindakan manusia  yang  berhubungan  dengan  sesuatu  secara  subyektif  dan  memiliki  maksud  dan makna  tertentu. Jadi  yang  termasuk  ketegori  tindakan  sosial  bukanlah  tindakan  objek-objek  bukan  manusia,  seperti  bertukang  kayu  atau  tindakan  bathiniah  seperti  meditasi. Tindakan  sosial  selalu  merupakan  kegiatan  individu  dan  tidak  pernah  merupakan  kegiatan kelompok-kelompok  seperti gereja,  negara,  perkumpulan  perusahaan  dan  sebagainya.

Kemudian  mengenai  teori  objek  dan  metode  verstehen  weber  memiliki  pandangan  bahwa  sosiologi  adalah  ilmu  yang   bermaksud  memahami  tindakan  sosial  dengan  jalan menginterpretasikannya  dan  menjelaskan  menurut  sebabnya.  Penginterpretasian  itu berhubungan  dengan  arti  subyektif  dari  tindakan  sosial.
Read More

Senin, 10 November 2014

Analisis sosiologi film dokumenter “BULLYING” Reviewed by Esemka Date 11/10/2014 09:38:00 AM

Analisis sosiologi film dokumenter “BULLYING”

Tidak ada komentar :

Nama : Fathurrahman Maulana S
NIM    : 1455428

Analisis film dokumenter “BULLYING”
     Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang berarti mengenai bagaimana tindakan dan juga mempelajari mengenai prilaku sosial masyarakat. Bila kita hubungkan dengan film documenter ini yang membahas tentang fenomena bullying pada masyarakat sekitar khususnya tingkat pelajar, maka kita akan menemukan hubungan antar kelompok dengan individu yaitu si korban dan para pelaku bullying itu sendiri. Pada akhirnya tindakan yang dilakukan oleh para pelaku bullying tersebut mengakibat kan efek kepada korban itu sendiri ,bagaimana korban itu menindak lanjuti tindakan yang dilakukan kepadanya apakah ia akan membalasnya atau mungkin ia hanya bias pasrah dan menerima tindakan yang dilakukan kepada dirinya.
    Didalam film dokumenter yang membahas fenomena bullying ini ,kita dapat menganalisa objek objek social seperti pada objek material , dalam objek material disini kita dapat melihat adanya kehidupan sosial ,gejala gejala proses hubungan atara manusia yang mempengaruhi manusia itu sendiri. Selain itu juga sosiologi lebih ditekankan kepada manusia sebagai mahluk sosial. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan antara pelaku dan korban bullying itu sendriri serta adanya proses yang timbul dari hubungan tersebut seperti adanya sikap saling ingin mendominasi antara pelaku bullying dan mungkin adanya prilaku yang ingin membantu korban itu oleh seseorang yang melihat karena tindakan tersebut. Objek lain juga itu tentang suatu budaya atau kebiasaan bullying yang menjadi seolah olah itu merupakan tindakan yang wajar dan mengakar di lingkungan masyarakat sekitar kita. Dikarenakan tidak adanya tindakan atau sikap yang tegas untuk melawan atau merubah kebiasaan tersebut.





Read More

Kamis, 06 November 2014

Pembagian Waktu Tayangan Televisi Reviewed by Esemka Date 11/06/2014 09:37:00 AM

Pembagian Waktu Tayangan Televisi

Tidak ada komentar :
Faktor yang sangat penting dalam menentukan tarif siaran iklan adalah terkait dengan waktu suatu iklan akan disiarkan, yaitu pukul berapa suatu iklan itu ditayangkan setiap harinya. Waktu siaran adalah 24 jam sehari semalam yang terbagi- bagi dalam beberapa segmen siaran (day parts) dan setiap segmen memiliki jumlah audien yang berbeda-beda.

Berdasarkan  pembagian siklus aktivitas audiens mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali maka waktu siaran dibagi ke dalam lima segmen. Setiap segmen memiliki ciri-ciri atau sifat audiens yang berbeda, secara umum , programer membagi. Siaran menjadi beberapa bagian :

1.Prime time  : 19.30 – 23.00
2.Late Fringe Time  : 23.00 – 01.00
3.All Other Time  : 01.00 – 10.00
4.Day Time  : 10.00 – 16.30
5.Fringe Time  : 16.30 – 19.30 

Jumlah audien terbesar penonton televisi terjadi pada saat prime time  atau waktu utama, pada saat  prime time  ini biasanya stasiun televisi mengenakan tarif iklan yang paling mahal premium).

Secara umum pembagian segmen siaran selain waktu utama, adalah waktu siaran pagi, siang, petang, dan saat menjelang waktu utama, tengah malam dan dini hari. Kapan awal dan akhir dari suatu segmen tidak selalu sama antara stasiun televisi, begitu pula dalam hal penentuan waktu utama. Setiap stasiun penyiaran memiliki ketentuan mengenai pembagian waktu siaran yang tidak selalu persis sama. 
Read More