Senin, 26 Januari 2015
Analisis Framing Film Dolanan Kehidupan
Reviewed by Esemka
Date 1/26/2015 05:07:00 PM
Label:
analisis
,
dokumenter
,
film
,
sosiologi
Analisis Framing Film Dolanan Kehidupan
Posted by
Esemka
di
1/26/2015 05:07:00 PM
Judul Film :
Dolanan Kehidupan
Jenis Film :
Dokumenter
Produser :
Endah W Sulistianti
Produksi :
Eagle Institute Indonesia, PT. Media Televisi Indonesia
Sutradara :
Afina Fahru & Yopa Arfi
Sinopsis
Film ini menceritakan kehidupan para pengrajin mainan tradisional di Bantul, Yogyakarta, Mbah Wiyar (78th) dan Mbah Karto (110th) adalah gambaran dari pembuat mainan tradisional yang sampai hari ini masih terus mengikhtiarkan diri untuk tetap membuat mainan tradisional sebagai upaya pelestarian. Di usia yang sudah tua, pengrajin mainan tradisional ini tetap memiliki semangat untuk bekerja dan menjaga keberadaan mainan tradisional, sebuah semangat dan tekat yang terbangun atas nilai-nilai kearifan lokal yang sudah tumbuh dan mengalir dalam nadi serta darah mereka.
Makna dari sebuah tembang tradisional jawa yaitu lir-ilir juga turut memberi warna dan pemaknaan hidup antara hubungan; manusia manusia, manusia -Tuhan, manusia - alam dan ruang lingkupnya. Bagi para lansia tersebut, selama mereka masih diberi kesehatan dan usia oleh Yang Maha Kuasa, maka selama itulah mereka akan terus berkarya dan berkontribusi pada kehidupan. Sebuah kolaborasi yang cukup berharga untuk kita pelajari, antara kemandirian dan nilai-nilai kearifan lokal.
Adegan
|
Apa yang digambarkan
|
Apa yang tidak di gambarkan
| |
1
|
Seorang wanita lansia yang sedang menggergaji dan memotong bambu
|
Awal proses pembuatan mainan tradisional yaitu pemotongan bamboo dengan gergaji dan golok oleh seorang wanita lansia.
|
Pemotongan bambu yang lain seolah olah hanya wanita lansia itu yang memotong bambu tersebut .
|
2
|
Seorang wanita lansia sedang membawa jualan mainan tradisional.
|
Wanita lansia penjual mainnan yang berangkat dini hari berjualan disaat warga lainnya masih tidur.
|
Warga lainnya juga masih ada yang pergi pagi untuk bekerja, seolah olah hanya wanita lansia itu yang pergi dini hari.
|
3
|
Seorang wanita lansia sedang berjalan di suatu tempat.
|
Perjalanan wanita lansia yang sedang bejualan mainan dengan jalan kaki.
|
Wanita lansia penjual mainna tersebut saat memakai kendaraan umum untuk berjualan .
|
4
|
Seorang wanita lansia sedang duduk bersama beberapa orang di suatu tempat.
|
Wanita lansia penjual mainan tradisional sedang istirahat sambil menunggu pembeli yang lewat.
|
Saat wanita lansia penjual mainan tersebut berjalan sambil menawari orang untuk membeli mainan tradisional yg dibuatnya.
|
5
|
Seorang wanita lansia yang duduk sendiri di tepi jalan
|
Suasana yang membuktikan bahwa kurang nya minat orang orang untuk membeli mainan wanita lansia tersebut.
|
Pembeli yang sedang membeli atau menawar mainan yang dijual wanita lansia tersebut.
|
.
.
Adegan
|
Apa yang digambarkan
|
Apa yang tidak di gambarkan
| |
6
|
Wanita lansia yang sedang berjalan kaki menyusuri suatu jalan raya .
|
Wanita lansia penjual mainan bejalan benjualan pada siang hari saat cuaca sedang panas.
|
Berjualan saat cuaca tidak panas.
|
7
|
Seorang wanita lansia sedang mengasongkan mainan pada seorang anak.
|
Usaha wanita lansia tersebut untuk menawarkan mainan tradisional yang dijualnya.
|
Anak yang lainnya yang ingin membeli mainan tradisional wanita lansia tersebut.
|
8
|
Beberapa anak sedang berbicara pada seorang wanita lansia.
|
Beberapa anak tersebut sedang bertanya dan menawar mainan yang dijual wanita lansia tersebut.
|
Saat anak yang lainnya yang hanya melihat saja tidak ikut menawar atau bertanya kepada wanita lansia tersebut.
|
9
|
Sekelompok ibu dan anak sedang mengerumuni seorang wanita lansia.
|
Para ibu sedang mengantar dan mengawasi anaknya sambil menawar dan membeli mainan yg dijual wanita lansia itu.
|
Para ibu dan anak yang lain yang tidak membeli atau menawar mainan yang dijual wanita lansia tersebut.
|
Adegan
|
Apa yang digambarkan
|
Apa yang tidak di gambarkan
| |
11
|
Seorang wanita lansia berjalan menyusuri suatu gang kecil.
|
Seorang wanita lansia yang berjalan sendiri menyusuri jalan di gang kecil.
|
Warga lain yang juga sedang berjalan di gang itu.
|
12
|
Seorang wanita lansia sedang berdiri di suatu rumah
|
Seorang wanita lansia yang sedang membetukan bajunya sendrian
|
Anak atau kerabatnya yang juga membatu wanita lansia tersebut.
|
13
|
Dua orang wanita paruh baya sedang duduk berhadapan.
|
Dua wanita paruh baya tersebut adalah para penjual mainan tradisional yang sedang megobrol
|
Penjual mainan tradisional yang lain yang sedang membuat bahan mainan .
|
14
|
Jari jari tangan seseorang.
|
Jari tangan wanita lansia penjual mainan tradisional yang penuh dengan pewarna
|
Jari tangan yang lain yang tidak ada tinta pewarna.
|
15
|
Seorang wanita lansia sedang tidur di kursi depan suatu rumah.
|
Wanita lansia penjual mainan tradisional tersebut sedang beristirahat.
|
Saat warga lainnya juga sedang beristirahat kala itu.
|
Adegan
|
Apa yang digambarkan
|
Apa yang tidak di gambarkan
| |
16
|
Seorang wanita lansia memberi makan ternak, menyapu halaman rumah, memasak di dapur.
|
Keseharian wanita lansia penjual mainan tersebut saat melakukan kegiatan sendiri dirumah walau sudah renta.
|
Keluarga nya yang lain juga ikut membantu seperti memberi makan ternak dan menyapu halaman.
|
17
|
Seorang laki laki sedang menghampiri seorang wanita lansia.
|
Anak dari wanita lansia penjual mainan tradisional sedang memberikan jamu untuk ibunya tersbut untuk dikonsumsi.
|
Saat anak dari wanita lansia penjual mainan tradisional tersebut membeli langsung jamu dari toko.
|
18
|
Seorang anak sedang duduk berhadapan dengan seorang wanita lansia.
|
Cucu dari wanita lansia penjual mainan tradisional tersebut sedang mengajarkan surat – surat di Juz ‘Amma
|
Anak dari wanita lansia tersebut yang juga ikut mengajarkan tentang agama.
|
19
|
Saat matahari terbit seorang wanita lansia sedang membereskan suatu barang.
|
Kebiasaan wanita lansia penjual mainan tersebut dikala pagi hari jika ia sedang tidak menjual mainan.
|
Saat keluarga yang lainnya yang juga ikut membantu wanita lansia penjual mainan tersebut.
|
20
|
Seorang wanita lansia sedang berjalan sambil membawa beberapa alat di suatu tempat
|
Setelah sebelumnya membereskan rumahnya wanita lansia penjual mainan tradisional tersebut segera bergegas pergi membawa alat dan perabotan untuk makan ke sawah sendirian.
|
Anaknya yang juga pergi bersama wanita lansia itu untuk sama sama berangkat ke sawah.
|
Adegan
|
Apa yang digambarkan
|
Apa yang tidak di gambarkan
| |
21
|
Dua orang petani yang sedang memanen sawah nya di suatu tempat.
|
Wanita lansia dan anaknya sedang memanen sawahnya untuk dikonsumsi sendiri bukan untuk dijual.
|
Warga yang lainnya yang juga sedang memanen sawahnya, seakan akan hanya wanita lansia dan anaknya itu yg memanen sawah nya.
|
22
|
Beberapa anak sedang belari sambil memegang suatu mainan.
|
Anak – anak sedang bermain beberapa mainan yang dijual dan dibuat oleh wanita lansia penjual mainan tradisional tersebut.
|
Anak anak yang tidak bermain maianan tradisional tersebut, seolah olah semua anak sedang bermain.
|
22
|
Seorang wanita lansia berjalan saat sore hari di suatu tempat.
|
Wanita lansia penjual mainan tradisional tersebut sedang berjalan pulang menuju rumahnya sendirian saat sore hari.
|
Warga yang lain yang juga baru pulang dari sawahnya sore itu.
|
Kesimpulan
Film ini faktanya menggambarkan tentang seorang wanita lansia yang terus berjualan mainnan tadisional hari demi hari walau digambarkan lebih dramatis, wanita lansia ini benar benar menjalani kesehariannya dengan sungguh sungguh, membuat mainan tradisional bersama beberapa keluarganya. Ada juga tetangganya yang ikut menjual mainan yang dibuat wanita lansia tersebut. Film ini sangan bagus sekali karna dengan menonton film ini mebuat kita sadar akan pentingnya tradisi leluhur kita untuk kita lestarikan dan biasakan kembali, karna dibalik setiap tradisi tersebut pasti ada suatu makna. Misal dari mainan tradisional tersebut ada lagu yang didalamnya lagu itu mengartikan hidup orang pandai itu harus makin pandai dan orang yang bodoh menjadi pandai.
Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas yang berjudul : Analisis Framing Film Dolanan Kehidupan jangan lupa komen dan berbagi :)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar