Senin, 20 Maret 2017
Analisis Film Pasific Rim
Reviewed by Esemka
Date 3/20/2017 06:14:00 AM
Label:
analisis
,
film
,
perfilman
Analisis Film Pasific Rim
Posted by
Esemka
di
3/20/2017 06:14:00 AM
Pasific Rim
Fathurrahman Maulana S
NIM. 1455428
INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA (ISBI) BANDUNG
PRODI TELEVISI DAN FILM
2015
Directed by Guillermo del Toro
Produced by Thomas Tull, Jon Jashni, Guillermo del Toro, Mary Parent
Screenplay by Travis Beacham, Guillermo del Toro
Story by Travis Beacham
Music by Ramin Djawadi
Cinematography Guillermo Navarro
Edited by John Gilroy, Peter Amundson
Production Legendary Pictures
DDY Distributed by Warner Bros. Pictures
Release dates July 12, 2013
Running time 132 minutes
Country United States
Bumi
kedatangan monster raksasa yang disebut dengan Kaiju dan muncul dari kedalaman
laut pacific melalui lorong jalan tembus. Kaiju berasal dari bahasa Jepang yang
berarti monster raksasa. Akibatnya adalah kehancuran dan porak poranda serta
jatuhnya banyak korban manusia yang terjadi di berbagai kota dunia. Saat itu
perlawanan masih menggunakan senjata dan bom biasa milik tentara sehingga
dirasakan kurang sepadan dengan lawannya yang bertubuh besar. Untuk itu semua
negara bersatu dengan membuat sebuah robot ukuran raksasa agar sepadan dalam
melawan Kaiju. Robot itu diberi nama Jaeger yang berarti pemburu dalam bahasa
Jerman.
Raleigh
(Charlie Hunnam) dan Yancy adalah dua bersaudara yang mengendarai robot raksasa
bernama Gipsy Danger. Jaeger harus dikendalikan oleh dua orang dan harus
memiliki ikatan perasaan yang sama. Tentu saja mereka berdua pasangan yang
cocok karena merupakan saudara kandung. Prestasi mereka cukup bagus dengan berhasil
membunuh beberapa Kaiju sebelumnya sehingga mempopulerkan nama mereka. Tahun 2020, mereka mendapat tugas melawan Kaiju yang muncul pada dini hari.
Sayangnya kali ini mereka gagal dan bahkan Yancy menjadi korban keganasan
Kaiju. Tidak itu saja, pemerintah pusat membekukan proyek Jaeger yang dipimpin
oleh Stacker (Idris Elba) dan proyek dipindahkan ke Hong Kong untuk sementara
waktu.
Raleigh masih
trauma akan tewasnya sang kakak dan selama 5 tahun mengasingkan diri ke suatu
tempat dan bekerja sebagai pekerja bangunan konstruksi. Namun Stacker berhasil
menemukannya dan membujuknya untuk kembali ke pasukan Jaeger. Stacker mempunyai
misi yaitu melakukan pengeboman terhadap lorong jalan tembus sehingga Kaiju
tidak bisa masuk lagi ke bumi. Masalahnya siapakah pasangannya sebagai
pengganti kakaknya ? Untuk mendapatkan
pasangannya maka diadakan seleksi oleh Mako (Rinko Kikuchi) seorang wanita yang
jago berkelahi. Dia sendiri sebenarnya ingin menjadi pengendali Jaeger namun
dilarang oleh Stacker. Pada saat seleksi, tidak ada calon yang dapat
mengungguli Raleigh untuk itu Mako mencoba ikut seleksi itu dan berhasil
mengalahkan Raleigh. Rupanya Stacker tidak senang karena dia punya alasan
sendiri melarang Mako karena dianggap belum siap dan masih hijau. Tapi alasan sebenarnya
adalah karena Mako adalah anak angkatnya yang disayanginya. Saat Mako kecil,
keluarganya menjadi korban dari keganasan Kaiju dan dia sendiri nyaris menjadi
korban, untung ada Stacker yang menolongnya.
Kemunculan
Kaiju semakin lama semakin sering dan rupa-rupanya mereka bisa berevolusi dan
memiliki senjata-senjata baru dalam melawan Jaeger. Evolusi yang terbaru
disebut dengan Kaiju kategori 4. Ada yang bisa menyemprot dengan cairan asam,
ada yang bisa mematikan energi listrik dan ada yang bisa terbang. Dua orang ilmuwan yaitu Geiszler dan Gottlieb dengan sifatnya masing-masing
yang unik melakukan penelitian mengenai Kaiju. Mereka melakukan hubungan
perasaan dengan otak Kaiju untuk mengetahui rahasianya. Untuk itu didapat bahwa
Kaiju memiliki semacam kode untuk melewati lorong jalan tembus sehingga Jaeger
tidak akan bisa melewati lorong tersebut.
Beberapa
Jaeger telah kalah dan hanya tinggal dua Jaeger saja untuk melakukan pengeboman
lorong jalan tembus. Kali ini lorong tersebut dijaga oleh Kaiju kategori 5 yang
berarti lebih besar dan lebih kuat. Tentu saja tidak mudah untuk mengalahkannya
namun pada akhirnya Jaeger yang bernama Gipsy Danger berhasil mengalahkan Kaiju
dan meledakkan lorong tersebut. Semua pemain dapat
memerankan dengan baik perannya masing-masing dan sesuai dengan apa yang
diinginkan dalam ceritanya. Penampilan Mana Ashida sebagai Mako kecil bagus
sekali dengan ekspresi wajahnya yang menyiratkan ketakutan luar biasa.
Jangan
mengira bahwa hanya manusia yang melakukan penyelidikan di planet lain dan
mengirim astronot-astronot ke bulan, Mars dan lain-lain. Ternyata makhluk
asingpun melakukan hal yang sama terhadap bumi. Itulah inti dari film ini
walaupun makhluk asing tersebut berwujud monster raksasa seukuran gedung-gedung
bertingkat.
Special efek
dibuat dengan cukup baik namun ada sedikit kelemahan yaitu Kaiju tidak pernah
ditampilkan secara utuh dan mendetail. Kaiju juga tidak pernah muncul pada
siang hari yang terang. Anda bisa bandingkan dengan film Jurasic Park yang
menampilkan dinosaurus secara utuh dan detil sehingga bisa menikmati keindahan
tubuhnya. Sedangkan Jaeger sendiri penampilannya masih satu step dibawah
dibandingkan dengan robot-robot dalam film Tranformer.
Sutradara
Guillermo Del Toro berhasil membuat sebuah tontonan yang menarik walaupun telah
puasa selama 6 tahun tidak menjadi sutradara. Film ini merupakan film aksi
fantasi futuristik yang penuh dengan adegan perkelahian dan pertarungan antara
robot raksasa dan monster raksasa. Tidak hanya di laut tetapi juga di daratan
yang tentu saja menghancurkan gedung-gedung tinggi dan semuanya. Kehebohannya
tampak wah dan kolosal dan pasti akan membuat penonton puas. Kemungkinan besar
akan dibuat seri berikutnya karena kesuksesan ini pasti akan membuat ngiler
sang produser. Penulis merekomendasikan untuk menonton film ini sebagai sebuah
hiburan yang menyenangkan.
Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas yang berjudul : Analisis Film Pasific Rim jangan lupa komen dan berbagi :)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar