Rabu, 26 November 2014
Daftar Pustaka atau Bibliografi
Reviewed by Esemka
Date 11/26/2014 09:11:00 PM
Label:
artikel
,
tugas
,
umum
Daftar Pustaka atau Bibliografi
Daftar Pustaka atau Bibliografi
Bibliografi
atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku,
artikel-artikel, dan bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan
sebuah karangan yang tengah digarap.
1. Fungsi
bibliografi
a.
Memberikan
deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan.
b.
Sebagai
pelengkap dari catatan kaki.
2. Unsur-unsur
bibliografi
a.
Nama pengarang,
yang dikutip secara lengkap
b.
Judul buku,
termasuk judul tambahannya.
c.
Data publikasi :
Penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid, dan
tebal/jumlah halaman tersebut.
d.
(untuk
artikel)diperlukan judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, no or
dan tahun.
3. Penempatan
bibliografi
a.
Bila karangan
tdak terlalu panjang : Ditempatkan di akhir karangan
b.
Bila bukunya
tebal dan banyak referensi : ditempatkan disetiap bab.
4. Bentuk
bibliografi
Cara menyusun
bibliografi tidak seragam tergantung sifat referensi itu. Namun ada 3 hal
penting yang harus dicantumkan yaitu : Pengarang, Judul, dan data-data
publikasi
a. Dengan seorang
pengarang
Hockett. Charles F. A Course In
Modern linguistics. New York : The MacMillan Company. 1963.
1.
Nama keluarga
(Hockett) lebih dahulu, baru nama kecil tau inisial (Charles F.), Kemudian
gelar-gelar.
2.
Nama komisi atau
lembaga yang menyusun bias menggantikan nama pengarang.
3.
Jika tidak ada
nama pengarang, maka urutannya harus dimulai dengan judul buku.
4.
Judul buku harus
digaris bawahi (kalau dicetak memakai huruf miring)
5.
Urutan data
publikasi : Tembat publikasi, Penerbit dan penanggalan. Jika ada banyak tempat
publikasi maka cukup mencantumkan tempt yang pertama. Jika tidak ada
penanggalan, maka pergunakan tahun Copyright
terakir yang biasa dicantumkan dibalik halaman judul buku.
6.
Pencantuman
banyaknya halaman bias ditiadakan karena tidak wajib.
7.
Penggunaan tanda
titik : Sesudah nama pengarang, sesudah nama judul buku, sesudah data publikasi
dan kalau ada sesudah jumlah halaman.
8.
Penggunaan titik
dua : Sesudah tahun terbit
9.
Penggunaan tanda
koma : Sesudah nama penerbit.
Jumat, 21 November 2014
Fungsi, Unsur, Penempatan, Bentuk dan Pengertian Daftar Pustaka atau Bibliografi
Reviewed by Esemka
Date 11/21/2014 09:03:00 AM
Label:
artikel
,
b.indonesia
,
umum
Fungsi, Unsur, Penempatan, Bentuk dan Pengertian Daftar Pustaka atau Bibliografi
Daftar Pustaka atau Bibliografi
Bibliografi
atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku,
artikel-artikel, dan bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan
sebuah karangan yang tengah digarap.
1. Fungsi
bibliografi
a.
Memberikan
deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan.
b.
Sebagai
pelengkap dari catatan kaki.
2. Unsur-unsur
bibliografi
a.
Nama pengarang,
yang dikutip secara lengkap
b.
Judul buku,
termasuk judul tambahannya.
c.
Data publikasi :
Penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid, dan
tebal/jumlah halaman tersebut.
d.
(untuk
artikel)diperlukan judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, no or
dan tahun.
3. Penempatan
bibliografi
a.
Bila karangan
tdak terlalu panjang : Ditempatkan di akhir karangan
b.
Bila bukunya
tebal dan banyak referensi : ditempatkan disetiap bab.
4. Bentuk
bibliografi
Cara menyusun
bibliografi tidak seragam tergantung sifat referensi itu. Namun ada 3 hal
penting yang harus dicantumkan yaitu : Pengarang, Judul, dan data-data
publikasi
a. Dengan seorang
pengarang
Hockett. Charles F. A Course In
Modern linguistics. New York : The MacMillan Company. 1963.
1.
Nama keluarga
(Hockett) lebih dahulu, baru nama kecil tau inisial (Charles F.), Kemudian
gelar-gelar.
2.
Nama komisi atau
lembaga yang menyusun bias menggantikan nama pengarang.
3.
Jika tidak ada
nama pengarang, maka urutannya harus dimulai dengan judul buku.
4.
Judul buku harus
digaris bawahi (kalau dicetak memakai huruf miring)
5.
Urutan data
publikasi : Tembat publikasi, Penerbit dan penanggalan. Jika ada banyak tempat
publikasi maka cukup mencantumkan tempt yang pertama. Jika tidak ada
penanggalan, maka pergunakan tahun Copyright
terakir yang biasa dicantumkan dibalik halaman judul buku.
6.
Pencantuman
banyaknya halaman bias ditiadakan karena tidak wajib.
7.
Penggunaan tanda
titik : Sesudah nama pengarang, sesudah nama judul buku, sesudah data publikasi
dan kalau ada sesudah jumlah halaman.
8.
Penggunaan titik
dua : Sesudah tahun terbit
9.
Penggunaan tanda
koma : Sesudah nama penerbit.
Rabu, 19 November 2014
Tari Saman
Reviewed by Esemka
Date 11/19/2014 06:51:00 PM
Label:
kebudayaan
,
materi
,
tari
Tari Saman
Tari Saman adalah sebuah tarian suku
Gayo (Gayo Lues) yang
biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair
dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu
biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman
di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal
dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya
Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk
Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.
Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian
pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun,
kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.Sebelum saman dimulai yaitu sebagai
mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat
untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna
kepada para pemain dan penonton.
Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan grup sepangkalan (dua grup). Penilaian ditititk beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.
Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan grup sepangkalan (dua grup). Penilaian ditititk beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.
Nyanyian para penari menambah
kedinamisan dari tarian saman. Cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman
dibagi dalam 5 macam :
1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Sejarah dan Asal Usul Tari Saman
Sejarah dan Asal Usul Tari
Saman - Di antara
beraneka ragam tarian dari pelosok Indonesia, tari saman termasuk dalam
kategori seni tari yang sangat menarik. Keunikan Tari Saman ini terletak pada
kekompakan gerakannya yang sangat menakjubkan. Para penari saman dapat bergerak
serentak mengikuti irama musik yang harmonis. Gerakan-gerakan teratur itu
seolah digerakkan satu tubuh, terus menari dengan kompak, mengikuti dendang
lagu yang dinamis. Sungguh menarik, bukan? Tak salah jika tari saman banyak
memikat hati para penikmat seni tari. Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga
dari mancanegara. Sekarang, mari kita ulas lebih dalam lagi mengenai tarian
unik ini.
Sejarah Tari Saman
Mengapa tarian ini dinamakan tari Saman? Tarian ini di namakan Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Gayo bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu, tari saman menjadi salah satu media dakwah.
Sejarah Tari Saman
Mengapa tarian ini dinamakan tari Saman? Tarian ini di namakan Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Gayo bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu, tari saman menjadi salah satu media dakwah.
Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu, khususnya pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu.
Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.
Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.
Makna dan Fungsi
Tari Saman dijadikan sebagai media dakwah. Sebelum Saman dimulai, tampil pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat. Pemuka adat memberikan nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan penonton. Syair-syair yang di antunkan dalam tari Saman juga berisi petuah-petuah dan dakwah.
Namun dewasa ini, fungsi tarian saman menjadi bergeser. Tarian ini jadi lebih sering berfungsi sebagai media hiburan pada pesta-pesta, hajatan, dan acara-acara lain.
1.
Pada tari
Saman, terdapat 5 macam nyanyian : Rengum, yaitu sebagai pembukaan atau
mukaddimah dari tari Saman (yaitu setelah dilakukan sebelumnya keketar pidato
pembukaan). Rengum ini adalah tiruan bunyi. Begitu berakhir langsung disambung
secara bersamaan dengan kalimat yang terdapat didalamnya, antara lain berupa
pujian kepada seseorang yang diumpamakan, bisa kepada benda, atau kepada
tumbuh-tumbuhan.
2.
Dering,
yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
3.
Redet,
yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari
pada bagian tengah tari.
4.
Syek, yaitu
lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi
melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5.
Saur, yaitu
lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari
solo.
Gerakan
Tari Saman
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya.
Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo). Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam Tari Saman biasanya, temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman menarik.
Penari
Pada umumnya, tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki. tetapi jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini juga dimainkan oleh kaum perempuan. Pendapat Lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.
Namun, perkembangan di era modern menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Di sinilah peran Syeikh, ia harus mengatur gerakan dan menyanyikan syair-syair tari Saman.
Kostum Tari Saman
Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya.
Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo). Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam Tari Saman biasanya, temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman menarik.
Penari
Pada umumnya, tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki. tetapi jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini juga dimainkan oleh kaum perempuan. Pendapat Lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.
Namun, perkembangan di era modern menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Di sinilah peran Syeikh, ia harus mengatur gerakan dan menyanyikan syair-syair tari Saman.
Kostum Tari Saman
Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:
·
Pada
kepala: bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat persegi. Dua segi
disulam dengan benang seperti baju, sunting kepies.
·
Pada badan:
baju pokok/ baju kerawang (baju dasar warna hitam, disulam benang putih, hijau
dan merah, bahagian pinggang disulam dengan kedawek dan kekait, baju bertangan
pendek) celana dan kain sarung.
·
Pada
tangan: topeng gelang, sapu tangan. Begitu pula halnya dalam penggunaan warna,
menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu, karena melalui warna
menunjukkan identitas para pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan
kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.
Tari saman memang sangat menarik. Pertunjukkan tari
Saman tidak hanya populer di negeri kita sendiri, namun juga populer di
mancanegara seperti di Australia dan Eropa. Baru-baru ini tari saman di
pertunjukkan di Australia untuk memperingati bencana besar tsunami pada 26
Desember 2006 silam. Maka dari itu, kita harus bangga dengan kesenian yang kita
miliki, dan melestarikannya agar tidak punah.
Minggu, 16 November 2014
Tujuan Kutipan
Reviewed by Esemka
Date 11/16/2014 09:05:00 PM
Label:
artikel
,
materi
,
umum
Tujuan Kutipan
Tujuan
Kutipan
2.
Jenis
Kutipan
Menurut jenisnya, Kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tak langsung (kutipan isi). Kutipan langsung adalah
pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi
kalimat dari sebuah teks asli. Kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat
seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari atau ikhtisar dari
pendapat tersebut.
Dalam mengambil sebuah kutipan, hendaknya kutipan
itu jangan terlalu panjang. Sebab bisa saja pembaca lupa bahwa yang dibacanya
adalah sebuah kutipan dan dapat merusak atau mengganggu uraian yang sebenarnya.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan kutipan yang panjang, maka lebih baik
memasukkannya dalam bagian Apendiks
atau Lampiran. Sebuah kutipan dapat
pula diambil dari penuturan lisan yang bisa terjadi melalui wawancara atau
ceramah – ceramah. Namun kutipan semacam ini akan kurang nilai – nilainya kalau
disajikan begitu saja. Agar nilainya lebih dapat dipertanggungjawabkan, maka harus
dimintakan pengesahannya dari orang yang bersangkutan.
3. Prinsip – Prinsip Mengutip
Beberapa
prinsip yang harus diperhatikan pada waktu membuat kutipan adalah :
a) Jangan
mengadakan perubahan
Pada
kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata – kata atau teknik dari
teks aslinya. Bila dianggap perlu untuk mengadakan perubahan tekniknya maka
pengarang harus menyatakan atau memberikan keterangan yang jelas bahwa telah
diadakan perubahan tertentu.
b) Bila
ada kesalahan
Bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau
keganjilan, eantah dalam persoalan ejaan maupun dalam soal – soal
ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan – kesalahan itu.
Penulis hanya mengutip sebagaimana adanya. Demikian pula hanya kalau penulis
tidak setuju dengan satu bagian dari kutipan itu. Perbaikan atau catatan itu
dapat ditempatkan sebagai catatan kaki, atau dapat pula ditempatkan dalam tanda
kurung segi empat [...] yang langsung ditempatkan di belakang kata atau unsur
yang hendak diperbaiki, diberi catatan, atau yang tidak disetujui itu seperti
hal nya dengan perubahan teknik sebagai telah dikemukakan di atas.
c) Menghilangkan
bagian kutipan
Dalam kutipan – kutipan diperkenankan pula
menghilangkan bagian – bagian tertentu dengan syarat bahwa penghilangan bagian
itu tidak boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna
keseluruhannya. Penghilangan itu biasanya dinyatakan dengan mempergunakan titik
tiga berspasi [ . . . ].
4.
Cara cara mengutip
a) Kutipan
langsung yang tidak lebih dari empat baris
Sebuah
kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari empat baris ketikan, akan
dimasukkan dalam teks dengan cara – cara berikut :
(1) Kutipan
itu diintegrasikan langsung dengan teks.
(2) Jarak
antara baris dengan baris dua spasi.
(3) Kutipan
itu diapit dengan tanda kutip.
(4) Sesudah
kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam
kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu.
b) Kutipan
langsung yang lebih dari empat baris
Bila
sebuah kutipan terdiri dari lima baris atau lebih, maka seluruh kutipan itu
harus digarap sebagai berikut :
(1) Kutipan
itu dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi.
(2) Jarak
antara baris dengan baris kutipan satu spasi.
(3) Kutipan
itu boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip.
(4) Sesudah
kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam
kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu.
(5) Seluruh
kutipan itu dimasukkan ke dalam 5 – 7 ketikan, bila kutipan itu dimulai dengan
alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 5 – 7 ketikan.
c) Kutipan
tak langsung
Dalam
kutipan tak langsung biasanya inti atau sari pendapat itu yang dikemukakan.
Sebab itu kutipan itu tidak boleh mempergunakan tanda kutip. Beberapa syarat
harus diperhatikan untuk membuat kutipan tak langsung :
(1) Kutipan
itu diintegrasikan dengan teks.
(2) Jarak
antar baris dua spasi.
(3) Kutipan
tidak diapit dengan tanda kutip.
(4) Sesudah
kutipan selesai diberi nomor urut penunjuk setengah spasi ke atas, atau dalam
kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu.
d) Kutipan pada Catatan Kaki
Selain dari kutipan yang dimasukkan dalam teks, ada
pula kutipan yang ditempatkan pada catatan kaki.Walaupun di atas telah
dikemukakan juga bahwa kutipan yang panjang sekali lebih baik ditempatkan dalam
Apendiks atau Lampiran, agar lebih mudah bagi pembaca lebih baik disimpan pada
catatan kaki.
e) Kutipan atas ucapan lisan
Dalam
karya – karya ilmiah atau tulisan – tulisan lainnya, sering pula dibuat kutipan – kutipan atas ucapan – ucapan lisan.
Sebenarnya kutipan atas sumber semacam ini sulit dipercaya, kecuali mungkin
ucapan yang disampaikan seorang tokoh yang penting dalam suatu kesempatan yang
luar biasa, serta dapat diikuti oleh masyarakat luas. Bila penulis ingin memasukkan juga
kutipan – kutipan semacam itu di dalam tulisannya, maka sebaiknya ia
memperlihatkan naskah kutipan itu terlebih dahulu kepada orangyang memberi
keterangan itu untuk mendapatkan pengesahannya.
f) Variasi membuat Kutipan
Walaupun telah diuraikan secara terperinci cara cara
membuat kutipan, Pola – pola dalam membuat kutipan akan
lebih efektif kalau mengandung variasi; variasi antara kutipan langsung dan
kutipan tak langsung, variasi antara kutipan yang dimasukkan dalam teks dan
kutipan yang dimasukkan dalam catatan kaki.
Di
samping itu masih ada beberapa cara lain untuk membuat kutipan – kutipan itu
dirasakan lebih mantap. Salah satu cara adalah langsung mulai dengan materi
kutipan hingga perhentian terdekat, disusul dengan sisipan penjelas tentang
ucapan atau pendapat itu, untuk mengetahui siapa yang berkata demikian.
Perhentian itu dapat dilakukan sesudah sebuah kata, dapat pula sesudah sebuah
frasa atau kalimat singkat.
5.
Tanggung Jawab Penulis
Dalam hubungan dengan persoalan tanggungjawab, harus
diingat bahwa kutipan itu dapat dibuat sekurang – kurangnya untuk dua tujuan
yang berlainan; pertama, kutipan dibuat untuk mengadakan sorotan, analisa, atau
kritik, dan kedua, kutipan dibuat untuk memperkuat sebuah uraian. Kutipan jenis pertama tidak begitu
banyak menuntut pertanggungan jawab penulis. Kutipan kedua – disamping menuntut
pertanggungan jawab sebagai diuraikan di atas – meminta petanggungan jawab yang
lebih besar. Di pihak lain,
kutipan kedua menuntut pertanggung jawaban sebagai di uaikan diatas meminta
pertanggung jawab yang besar.
Selasa, 11 November 2014
Max weber
Reviewed by Esemka
Date 11/11/2014 09:22:00 AM
Label:
sosiologi
,
tugas
Max weber
Max weber sangat
konsisten dengan ilmu-ilmu yang diterapkannya,
ini terlihat dari metode-metode ilmiahnya yang ia
kemukakan. Dari objek dan metode mengenai
tindakan sosial, Verstehen, tipe ideal, dan yang
akan di bahas dalam artikel ini yaitu
mengenai bebas nilai.
Mengenai teori objek
dan metode sosial ini weber punya
pandagan tersendiri, berbeda dengan pendapat
Durkheim yang mengatakan bahwa objek sosiologi
adalah fakta sosial. Weber berpendapat bahwa
objek sosiologi adalah tindakan sosial. Menurut
nya, tindakan manusia yang berhubungan dengan
sesuatu secara subyektif dan memiliki
maksud dan makna tertentu. Jadi yang termasuk
ketegori tindakan sosial bukanlah tindakan
objek-objek bukan manusia, seperti bertukang
kayu atau tindakan bathiniah seperti
meditasi. Tindakan sosial selalu merupakan
kegiatan individu dan tidak pernah
merupakan kegiatan kelompok-kelompok seperti gereja,
negara, perkumpulan perusahaan dan sebagainya.
Kemudian mengenai teori
objek dan metode verstehen weber memiliki
pandangan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
bermaksud memahami tindakan sosial dengan
jalan menginterpretasikannya dan menjelaskan menurut sebabnya.
Penginterpretasian itu berhubungan dengan arti
subyektif dari tindakan sosial.
Senin, 10 November 2014
Analisis sosiologi film dokumenter “BULLYING”
Reviewed by Esemka
Date 11/10/2014 09:38:00 AM
Label:
analisis
,
dokumenter
,
film
,
sosiologi
,
tugas
Analisis sosiologi film dokumenter “BULLYING”
Nama : Fathurrahman
Maulana S
NIM : 1455428
Analisis film dokumenter “BULLYING”
Sosiologi adalah ilmu
pengetahuan yang berarti mengenai bagaimana tindakan dan juga mempelajari
mengenai prilaku sosial masyarakat. Bila kita hubungkan dengan film documenter
ini yang membahas tentang fenomena bullying
pada masyarakat sekitar khususnya tingkat pelajar, maka kita akan menemukan
hubungan antar kelompok dengan individu yaitu si korban dan para pelaku bullying itu sendiri. Pada akhirnya
tindakan yang dilakukan oleh para pelaku bullying
tersebut mengakibat kan efek kepada korban itu sendiri ,bagaimana korban
itu menindak lanjuti tindakan yang dilakukan kepadanya apakah ia akan
membalasnya atau mungkin ia hanya bias pasrah dan menerima tindakan yang dilakukan
kepada dirinya.
Didalam film dokumenter yang
membahas fenomena bullying ini ,kita
dapat menganalisa objek objek social seperti pada objek material , dalam objek
material disini kita dapat melihat adanya kehidupan sosial ,gejala gejala
proses hubungan atara manusia yang mempengaruhi manusia itu sendiri. Selain itu
juga sosiologi lebih ditekankan kepada manusia sebagai mahluk sosial. Dengan
demikian objek formal sosiologi adalah hubungan antara pelaku dan korban bullying itu sendriri serta adanya
proses yang timbul dari hubungan tersebut seperti adanya sikap saling ingin
mendominasi antara pelaku bullying dan
mungkin adanya prilaku yang ingin membantu korban itu oleh seseorang yang
melihat karena tindakan tersebut. Objek lain juga itu tentang suatu budaya atau
kebiasaan bullying yang menjadi
seolah olah itu merupakan tindakan yang wajar dan mengakar di lingkungan
masyarakat sekitar kita. Dikarenakan tidak adanya tindakan atau sikap yang
tegas untuk melawan atau merubah kebiasaan tersebut.
Kamis, 06 November 2014
Pembagian Waktu Tayangan Televisi
Reviewed by Esemka
Date 11/06/2014 09:37:00 AM
Label:
materi
,
tv
Pembagian Waktu Tayangan Televisi
Faktor yang sangat penting dalam menentukan tarif siaran iklan adalah terkait dengan waktu suatu iklan akan disiarkan, yaitu pukul berapa suatu iklan itu ditayangkan setiap harinya. Waktu siaran adalah 24 jam sehari semalam yang terbagi- bagi dalam beberapa segmen siaran (day
parts) dan setiap segmen memiliki jumlah audien yang berbeda-beda.
Berdasarkan pembagian siklus aktivitas audiens mulai dari bangun tidur hingga
tidur kembali maka waktu siaran dibagi ke dalam lima segmen. Setiap segmen memiliki ciri-ciri atau sifat audiens yang berbeda, secara umum , programer membagi. Siaran menjadi beberapa bagian :
1.Prime time : 19.30 – 23.00
2.Late Fringe Time : 23.00 – 01.00
3.All Other Time : 01.00 – 10.00
4.Day Time : 10.00 – 16.30
5.Fringe Time : 16.30 – 19.30
Jumlah audien terbesar penonton televisi terjadi pada saat prime time atau waktu utama, pada saat prime time
ini biasanya stasiun televisi mengenakan tarif iklan yang paling mahal premium).
Secara umum pembagian segmen siaran selain waktu utama, adalah waktu siaran pagi, siang, petang, dan saat menjelang waktu utama, tengah malam dan dini hari. Kapan awal dan akhir dari suatu segmen tidak selalu sama antara stasiun televisi, begitu pula dalam hal penentuan waktu utama. Setiap stasiun penyiaran memiliki ketentuan mengenai pembagian waktu siaran yang tidak selalu persis sama.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)