Minggu, 16 November 2014
Tujuan Kutipan
Reviewed by Esemka
Date 11/16/2014 09:05:00 PM
Label:
artikel
,
materi
,
umum
Tujuan Kutipan
Posted by
Esemka
di
11/16/2014 09:05:00 PM
Tujuan
Kutipan
2.
Jenis
Kutipan
Menurut jenisnya, Kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tak langsung (kutipan isi). Kutipan langsung adalah
pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi
kalimat dari sebuah teks asli. Kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat
seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari atau ikhtisar dari
pendapat tersebut.
Dalam mengambil sebuah kutipan, hendaknya kutipan
itu jangan terlalu panjang. Sebab bisa saja pembaca lupa bahwa yang dibacanya
adalah sebuah kutipan dan dapat merusak atau mengganggu uraian yang sebenarnya.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan kutipan yang panjang, maka lebih baik
memasukkannya dalam bagian Apendiks
atau Lampiran. Sebuah kutipan dapat
pula diambil dari penuturan lisan yang bisa terjadi melalui wawancara atau
ceramah – ceramah. Namun kutipan semacam ini akan kurang nilai – nilainya kalau
disajikan begitu saja. Agar nilainya lebih dapat dipertanggungjawabkan, maka harus
dimintakan pengesahannya dari orang yang bersangkutan.
3. Prinsip – Prinsip Mengutip
Beberapa
prinsip yang harus diperhatikan pada waktu membuat kutipan adalah :
a) Jangan
mengadakan perubahan
Pada
kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata – kata atau teknik dari
teks aslinya. Bila dianggap perlu untuk mengadakan perubahan tekniknya maka
pengarang harus menyatakan atau memberikan keterangan yang jelas bahwa telah
diadakan perubahan tertentu.
b) Bila
ada kesalahan
Bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau
keganjilan, eantah dalam persoalan ejaan maupun dalam soal – soal
ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan – kesalahan itu.
Penulis hanya mengutip sebagaimana adanya. Demikian pula hanya kalau penulis
tidak setuju dengan satu bagian dari kutipan itu. Perbaikan atau catatan itu
dapat ditempatkan sebagai catatan kaki, atau dapat pula ditempatkan dalam tanda
kurung segi empat [...] yang langsung ditempatkan di belakang kata atau unsur
yang hendak diperbaiki, diberi catatan, atau yang tidak disetujui itu seperti
hal nya dengan perubahan teknik sebagai telah dikemukakan di atas.
c) Menghilangkan
bagian kutipan
Dalam kutipan – kutipan diperkenankan pula
menghilangkan bagian – bagian tertentu dengan syarat bahwa penghilangan bagian
itu tidak boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna
keseluruhannya. Penghilangan itu biasanya dinyatakan dengan mempergunakan titik
tiga berspasi [ . . . ].
4.
Cara cara mengutip
a) Kutipan
langsung yang tidak lebih dari empat baris
Sebuah
kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari empat baris ketikan, akan
dimasukkan dalam teks dengan cara – cara berikut :
(1) Kutipan
itu diintegrasikan langsung dengan teks.
(2) Jarak
antara baris dengan baris dua spasi.
(3) Kutipan
itu diapit dengan tanda kutip.
(4) Sesudah
kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam
kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu.
b) Kutipan
langsung yang lebih dari empat baris
Bila
sebuah kutipan terdiri dari lima baris atau lebih, maka seluruh kutipan itu
harus digarap sebagai berikut :
(1) Kutipan
itu dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi.
(2) Jarak
antara baris dengan baris kutipan satu spasi.
(3) Kutipan
itu boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip.
(4) Sesudah
kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam
kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu.
(5) Seluruh
kutipan itu dimasukkan ke dalam 5 – 7 ketikan, bila kutipan itu dimulai dengan
alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 5 – 7 ketikan.
c) Kutipan
tak langsung
Dalam
kutipan tak langsung biasanya inti atau sari pendapat itu yang dikemukakan.
Sebab itu kutipan itu tidak boleh mempergunakan tanda kutip. Beberapa syarat
harus diperhatikan untuk membuat kutipan tak langsung :
(1) Kutipan
itu diintegrasikan dengan teks.
(2) Jarak
antar baris dua spasi.
(3) Kutipan
tidak diapit dengan tanda kutip.
(4) Sesudah
kutipan selesai diberi nomor urut penunjuk setengah spasi ke atas, atau dalam
kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu.
d) Kutipan pada Catatan Kaki
Selain dari kutipan yang dimasukkan dalam teks, ada
pula kutipan yang ditempatkan pada catatan kaki.Walaupun di atas telah
dikemukakan juga bahwa kutipan yang panjang sekali lebih baik ditempatkan dalam
Apendiks atau Lampiran, agar lebih mudah bagi pembaca lebih baik disimpan pada
catatan kaki.
e) Kutipan atas ucapan lisan
Dalam
karya – karya ilmiah atau tulisan – tulisan lainnya, sering pula dibuat kutipan – kutipan atas ucapan – ucapan lisan.
Sebenarnya kutipan atas sumber semacam ini sulit dipercaya, kecuali mungkin
ucapan yang disampaikan seorang tokoh yang penting dalam suatu kesempatan yang
luar biasa, serta dapat diikuti oleh masyarakat luas. Bila penulis ingin memasukkan juga
kutipan – kutipan semacam itu di dalam tulisannya, maka sebaiknya ia
memperlihatkan naskah kutipan itu terlebih dahulu kepada orangyang memberi
keterangan itu untuk mendapatkan pengesahannya.
f) Variasi membuat Kutipan
Walaupun telah diuraikan secara terperinci cara cara
membuat kutipan, Pola – pola dalam membuat kutipan akan
lebih efektif kalau mengandung variasi; variasi antara kutipan langsung dan
kutipan tak langsung, variasi antara kutipan yang dimasukkan dalam teks dan
kutipan yang dimasukkan dalam catatan kaki.
Di
samping itu masih ada beberapa cara lain untuk membuat kutipan – kutipan itu
dirasakan lebih mantap. Salah satu cara adalah langsung mulai dengan materi
kutipan hingga perhentian terdekat, disusul dengan sisipan penjelas tentang
ucapan atau pendapat itu, untuk mengetahui siapa yang berkata demikian.
Perhentian itu dapat dilakukan sesudah sebuah kata, dapat pula sesudah sebuah
frasa atau kalimat singkat.
5.
Tanggung Jawab Penulis
Dalam hubungan dengan persoalan tanggungjawab, harus
diingat bahwa kutipan itu dapat dibuat sekurang – kurangnya untuk dua tujuan
yang berlainan; pertama, kutipan dibuat untuk mengadakan sorotan, analisa, atau
kritik, dan kedua, kutipan dibuat untuk memperkuat sebuah uraian. Kutipan jenis pertama tidak begitu
banyak menuntut pertanggungan jawab penulis. Kutipan kedua – disamping menuntut
pertanggungan jawab sebagai diuraikan di atas – meminta petanggungan jawab yang
lebih besar. Di pihak lain,
kutipan kedua menuntut pertanggung jawaban sebagai di uaikan diatas meminta
pertanggung jawab yang besar.
Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas yang berjudul : Tujuan Kutipan jangan lupa komen dan berbagi :)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar