Rabu, 08 April 2015
Upacara Adat Reba
Reviewed by Esemka
Date 4/08/2015 11:34:00 AM
Label:
kebudayaan
,
tari
Upacara Adat Reba
Posted by
Esemka
di
4/08/2015 11:34:00 AM
UPACARA ADAT REBA
PENGERTIAN
Upacara Reba adalah upacara
yng paling umum dan paling Sakral didalam kehidupan Masyarakat Ngada pada
umumnya. Upacara Reba adala pesta saling kunjung mengunjung antara kerabat, teman dan kenalan ( saling
kunjung untuk makan minum). Kalau hal itu selesai dari rumah yang satu mereka
diundang ke rumah yang lain dengan kesibukan yang sama. Upacara Reba itu secara
metafisik diyakini memulihkan tata alam dan menerapkan manusia dan perbuatanya
dalam tata tersebut. Dalam upacara itu digunakan kata Doa dan gerak gerik tangan yang
penuh makna. Baik mitos ataupun upacara bermakana mengkogohkan tata rencana
alam raya dan diharapkan akan mendatangkan, keselarasan dan keharmonisan.
TUJUAN
Upacara ini berguna untuk meperbaharui
hubungan cinta antara sesama manusia yang hidup bersama dalam bermasyarakat
demi tercapainya keharmonisan, keseimbangan, keselarasan dan kedamaian. Kalau
upacara ini tidak dirayakan tidak sesuai dengan tata cara seperti yang
diajarkan oleh Sili atau bahkan melupakannya, maka akan terjadi badai besar dan angin ribut yang akan merobohkan segala
sesuatu. Segala yang buruk akan terjadi oleh karena itu keangkuhan dan kesalahan manusia disusul oleh hukuman dan
siksaan dari langit yang nampak dalam bencana alam, gempa bumi dan kemarau yang
panjang gara-gara manusia atau suku bangsa tertentu yang tidak mengikuti atau
merayakan upacara yang diwariskan oleh leluhur itu.
ANALISIS
ZAMAN
Dari video yang saya lihat, saya menyimpulkan bahwa upacara adat ini
muncul pada zaman megalitikum karena:
- Media
yang digunakan berbahan batu-batuan seperti Waktu Lanu,
- Mulai
mempercayai 3 dunia (Dunia bawah, Dunia tengah, Dunia atas),
- Upacara
ini sudah mengenal interaksi sosial antar sesama.
SYARAT
1.
Ketua Adat
(Shaman)
Upacara
ini dipimpin oleh ketua adat. Melalui
upacara ini, keluarga dan masyarakat juga meminta petunjuk kepada tokoh agama
dan tokoh adat untuk dapat menjalani hidup lebih baik pada tahun baru yang akan
datang.
2.
Media
a.
Hidangan
utama berupa ubi. Bagi warga Ngada ubi diagungkan sebagai sumber makanan yang
tidak pernah habis disediakan oleh bumi.
b.
Penari
menggenggam pedang panjang (sau) dan tongkat
warna-warni yang di bagian ujungnya dihiasi bulu kambing warna putih (tuba)
c.
Watu Lanu adalah batu-batu pelat yang tersusun secara rapi dan teratur. Keseluruhan
bangunan ini berbentuk bujur sangkar. Pada sisinya ditanam sejumlah batu pipih
yang panjang dalam satu deret dari yang terpendek sampai tertinggi. Keseluruhan
batu itu melambangkan sekelompok leluhur klen atau woe yang beranggotakan
lengkap dan sedang duduk bersama. Karena masyarakat berkeyakinan bahwa watu
lanu merupakan tempat kediaman leluhur mereka. Maka mereka sering berkumpul
mengadakan musyawarah di tempat itu.
3.
Mantera
(Doa)
Sebelum
pelaksanaan upacara tari-tarian dan nyanyian (O Uwi) diadakan misa inkulturasi
di gereja yang dipimpin oleh seorang pater atau romo. Beberapa rangkaian
upacara juga diiringi dengan koor nyanyian gereja, dan menggunakan bahasa lokal
Ngada.
4.
Waktu
Berlangsung
setiap Desember atau awal tahun yaitu bulan Januari atau Februari dan digelar
selama tiga hingga empat hari.
5.
Ruang
Upacara
ini biasa dilakukan oleh di luar kampung/pada suatu tempat khusus yang
biasa disebut Loka/Lanu. Pada acara ini biasanya orang/peserta Bui Loka akan
melakukan pembersihan Loka/Lanu (kumpulan megalit/ batu yang dibangun khusus
untuk memberikan sesajen kepada leluhur) dilluar kampung.
6.
Tari dan
Musik
Selama
upacara Reba berlangsung diiringi oleh tarian para penari yang menggenggam
pedang panjang (sau) dan tongkat warna-warni yang pada bagian ujungnya dihiasi
dengan bulu kambing berwarna putih. O Uwi (uwi = Ubi) dalah Tarian
masal yang dilakukan secara bersam-sama dalam bentuk lingkaran dalam merayakan
reba yang penuh dengan suasana kegembiraan dalam merayakan Reba yang penuh
suasana kegembiraan dan cinta kasih. Cinta kasih itu nampak dalam tarian yang
dilakukan dengan tangan yang saling bergandeng. Tarian O uwi dilakukan oleh
masyarakat Bajawa juga adalah suatu ungkapan kegembiraan dan syukur atas
berbagai berkat dan keberhasilan pada tahun yang sudah liwat, teistimewa dalam
hubungan dengan bahan makanan yang mendatangkan kebahagiaan yaitu ubi.
Sebagai
pengiring tarian adalah alat musik gesek berdawai tunggal yang terbuat dari
tempurung kelapa atau juga dari labu hutan. Sebagai wadah resonansinya alat
musik ini ditutupi dengan kulit kambing yang pada bagian tengahnya telah
dilubangi. Sedangkan penggeseknya terbuat dari sebilah bambu yang telah diikat
dengan benang tenun yang telah digosok dengan lilin.
Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas yang berjudul : Upacara Adat Reba jangan lupa komen dan berbagi :)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar