Selasa, 14 Februari 2017

Analisis Film Birdman Reviewed by Esemka Date 2/14/2017 06:34:00 AM

Analisis Film Birdman

Analisis Film
Birdman












Fathurrahman Maulana S

NIM. 1455428









INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA (ISBI) BANDUNG
PRODI TELEVISI DAN FILM
2015


 


Sutradara                : Alejandro Gonzalez Inarritu
Produser                 : Alejandro Gonzalez Inarritu, Robert Graf, John Lesher
Penulis Naskah  : Nicolas Giacobone, Alexander Dinelaris, Alejandro Gonzalez Inarritu
Pemain                     : Michael Keaton, Emma Stone, Edward Norton, Naomi Watts, Amy        Ryan, Zach Galifianakis, Andrea Riseborough
Genre                       : Drama, Komedi
Tanggal Rilis           : 17 Oktober 2014
Studio                       : Fox Searchlight Pictures

Riggan Thomson (Michael Keaton) 20 tahun lalu adalah seorang superstar setelah sukses membintangi tokoh superhero Birdman, namun setelahnya karirnya meredup. Untuk menaikkan karir dan citranya kembali, ia kemudian memproduseri, menyutradarai dan membintangi sebuah drama Broadway.
Satu hal yang menjadi ciri khas Birdman yang kelak akan diperbincangkan sepanjang masa: teknik pengambilan gambar long-take yang dipilih Alejandro G. Iñárritu dalam mempresentasikan karyanya. Teknik long-take memang bukan yang pertama di dunia perfilman. Dengan dipilihnya teknik long-take, yang sangat sesuai dengan tema Birdman yang berkisah tentang dunia teater Broadway, maka ruang kesalahan dituntut sesempit mungkin. Alejandro G. Iñárritu, yang terpilih juga menjadi Best Director di ajang Academy Awards ke-87, mengemas Birdman sehingga seolah-olah menjadi sebuah film yang adegannya berjalan secara simultan tanpa terpotong. Selain bagian depan dan sedikit di bagian akhirnya, Birdman seolah-olah berjalan tanpa "cut", seperti diambil dalam satu kali pengambilan gambar padahal mungkin saja ada cut yang di selipkan misalkan di perpindahan gerak kamera yang cepat. Selain itu, Birdman, yang sinematografinya ditangani oleh Emmanuel Lubezki, menjalankan Birdman dalam gerakan yang begitu halus, dengan kamera yang lihai bergerak maju-mundur dan memutar, berjalan dalam gerakan kamera yang tampak mustahil. Dan didukung backsound musik jazz solo drum yang awkward dari Antonio Sanchez, melengkapi Birdman sebagai tontonan yang juga berseni tinggi.

Birdman adalah sebuah black-comedy, namun harus diakui bahwa level komedinya agak tinggi. Sedikit banyak menuntut kita untuk memahami lebih jauh tentang dunia industri film (sebagai contoh ketika Riggan menyebut nama-nama Michael Fassbender hingga George Clooney, humor mengenai konteks film superhero lainnya. Seperti sebutan "super-realism" yang disematkan kritikus Tabitha Dickinson pada pertunjukan milik Riggan, Birdman juga bisa disebut dengan hal yang sama, bagaimana Birdman bisa menyelaraskan real-life dan cerita dalam film. Birdman juga akan mengajakmu mengetahui dunia di balik panggung Hollywood dan Broadway, dengan permasalahan yang menyertainya : kritikus teater yang rese', perbedaan antara komersil dan seni, hingga eksistensi diri dan popularitas seorang selebriti. Harus diakui kesuksesan Birdman menjadi sebuah komedi-satir yang berhasil adalah berkat Michael Keaton sebagai Riggan Thomson dan Edward Norton sebagai Mike Shiner, dimana keduanya memiliki karakter yang hampir sama seperti diri mereka di dunia nyata.

Salah satu keunggulan lainnya adalah Birdman begitu solid dari jajaran para aktor dan aktrisnya. Apalagi Birdman dishoot dalam pengambilan gambar yang cukup panjang, sehingga sulit untuk tidak melakukan kesalahan. Sulit dipercaya bahwa banyak orang yang mengatakan bahwa para pemeran di Birdman terlalu over-acting, namun bukankah ini black comedy mengenai dunia teater, sehingga yang mereka sebut "overacting" itu sesungguhnya sangat sesuai dalam konteks film ini sendiri. Namun jelas Birdman adalah panggung bagi Michael Keaton - yang mampu memberikan aura melas sekaligus keras kepala, menampilkan salah satu performa terbaiknya sebagai Riggan maupun Birdman. Begitu juga Edward Norton sebagai aktor yang menyebalkan dan Emma Stone sebagai anak perempuan Riggan, mampu membawakan karakternya dengan sangat baik. Jangan lupakan juga Zach Galfianikis yang sukses melepaskan karakter bodohnya di Hangover menjadi karakter normal sebagai Jake, sahabat Riggan.

Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas yang berjudul : Analisis Film Birdman jangan lupa komen dan berbagi :)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar