Selasa, 04 April 2017

Analisis Film Top Secret: Wai Roon Pan Lan a.k.a The Billioner Reviewed by Esemka Date 4/04/2017 06:16:00 AM

Analisis Film Top Secret: Wai Roon Pan Lan a.k.a The Billioner

Analisis Film
Top Secret: Wai Roon Pan Lan










Fathurrahman Maulana S

NIM. 1455428









INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA (ISBI) BANDUNG
PRODI TELEVISI DAN FILM
2015




Top Secret: Wai Roon Pan Lan
(The Billioner)


Directed by    Songyos Sugmakanan
Starring          Pachara Chirathivat, Somboonsuk Niyomsiri, Walanlak Kumsuwan
Production     GMM Tai Hub
Release dates 20 October 2011
Country          Thailand
Language        Thai

Film Billionaire adalah salah satu film yang sangat menginspirasi. Film ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang awalnya pecandu game online yang keluarganya terlilit hutang sangat banyak berubah menjadi pengusaha rumput laut terkenal di Thailand dan mungkin di puluhan Negara lainnya. Film ini diangkat dari kisah nyata seseorang yang bernama Top Ittipat yang diperankan oleh Peach Pachara Chirathivat.
Awal cerita dimulai pada saat Top Ittipad masih duduk di bangku SMA pada tahun 2004 dan masih gemar bermain game online dan menghasilkan banyak uang dari game tersebut dari penjualan senjata-senjata di game tersebut. Uang yang didapatkan begitu banyak hingga bisa beli mobil dan hal-hal yang diinginkan seperti Play Station 2, kehidupan top bisa dibilang boros. Karena kegemaran dengan game online, dia hingga lupa diri untuk belajar sehingga tidak masuk ke perguruan tinggi negeri sehingga harus masuk universitas swasta. Di sisi lain orang tua Top sedang mengalami masalah finansial dan terlilit hutang sangat banyak namun masih berusaha untuk membiayai biaya Top kuliah tetapi Top menolak. Akhirnya dia bisa kuliah tapi dengan mencuri jimat milik ayahnya dan digadaikan.
Selama perkuliahan, Top seperti tidak tertarik dengan kuliah karena di kepalanya hanya terpikirkan bagaimana caranya mencari uang dan menebus jimat milik ayahnya. Suatu ketika, Top berjalan-jalan ke sebuah pameran dan melihat ada sebuah alat untuk menggoreng kacang kemudian terpikir untuk berjualan kacang. Top lalu menyewa alat tersebut dengan harga 10.000 bath perbulan, di sini keberanian Top terlihat. Kemudian dia membuka toko kacang di Mall, di sini perjuangan Top dimulai. Untuk dapat membuat kacang yang enak, dia bertanya kepada tukang kacang di jalanan bagaimana caranya membuat kacang yang enak. Namun, walaupun dia berhasil membuat kacang yang enak, dagangan tetap tidak laku sehingga membuat Top sedikit frustasi dan mencoba beberapa cara agar tidak laku. Suatu ketika Top berjalan ke sebuah pasar tradisional dan mendapatkan beberapa inspirasi seperti memberikan diskon dan lokasi sangat menentukan bisnis.
Kemudian Top bersikeras meminta pindah tempat ke bagian depan Mall dan terlihat bahwa kacang goreng semakin laku keras kemudian ia membuka beberapa cabang, namun usaha tersebut tersendat dikarenakan mesin pembuat kacang goreng tersebut menimbulkan asap dan mengotori atap Mall sehingga harus tutup. Setelah itu dia mendapatkan inspirasi untuk membuat rumput laut goreng dan ia membeli beberapa rumput laut namun basi dalam waktu 1 minggu, ini membuatnya bertanya-tanya dan mendatangi professor dibidang pangan untuk menyelesaikan masalah ini. Profesor tersebut berhasil membantu Top membuat makanan agar tidak mudah basi dengan membuat vakum kemasan dan mengganti dengan nitrogen. Kemudian tantangan berikutnya adalah Top tidak bisa membuat rumput laut yang enak karena setelah digoreng rasanya pahit. Dia dan pamannya menghabiskan lebih dari 100.000 bath (28 juta) untuk uji coba rumput laut tapi gagal, sampai semua rumput lautnya habis.
Kini Top telah berusia 26 tahun dan ia telah mengekspor produknya ke 27 negara dan Ia memiliki perkebunan rumput laut sendiri di Korea Selatan. Ia telah membuktikan bahwa seseorang yang mungkin dianggap tidak berharga, namun dengan usaha dan kerja keras, maka suatu saat dapat menjadi lebih berharga dari apa yang orang lain pikirkan.
Konflik keluarga yang terjadi dalam konteks  hubungan orang tua-anak ini mewarnai jalan cerita dalam film “ini. Pada dasarnya, konflik ini muncul akibat ketidaksamaan harapan orang tua dengan keinginan sang anak, Top Ittipat. Sering kali terjadi perbedaan pendapat atau bahkan cekcok kecil antara orang tua, khususnya sang ayah dengan anak ini. Hingga ada beberapa kali, sang anak, Top Ittipat, terkesan membentak sang ayah. Akibatnya, membuat sang ayah merasa “sedih” dan tidak ingin peduli lagi dengan sang anak. Namun, sang ibu tak ingin membiarkannya, sehingga muncullah lagi konflik personal antara suami-istri tentang anaknya. Sang ibu, yang memang dasarnya memiliki hati yang lembut, penyayang, dan lebih pengertian, mencoba membujuk sang ayah untuk tidak seperti itu terhadap anaknya.
Konflik percintaan sedikit mewarnai jalan cerita dalam film ini. Pada dasarnya konflik ini adalah konflik cinta yang sangat biasa antara Top Ittipat dan kekasihnya, Lin. Konflik ini dipicu oleh tuntutan Lin yang sebenarnya tidak sesuai pada sosok Top Ittipat sendiri. Hubungan mereka akhirnya harus diakhiri karena Lin tidak pernah mau mencoba mengerti dan menerima keinginan Top Ittipat. Top Ittipat lebih memilih focus pada bisnis yang dibangunnya dari pada masalah asmaranya. Hingga akirnya, Lin pun berpaling pada pria lain. Konflik percintaan ini tidak begitu ditonjolkan, hanya sekedar lewat saja. Ini sebenarnya kekurangan film ini, sepanjang cerita hanya berkutat pada tokoh Top Ittipat saja.  Konflik personal lainnya muncul dalam lingkungan hubungan personal antar tokoh. Salah satunya saat Top Ittipat merasa dirinya ditipu oleh penjual Playstation dengan menjual padanya 50 unit PS bajakan yang sudah rusak. Top Ittipat marah-marah di depan sang penjual, hingga memuncak dengan menjatuhkan salah satu PS yang dibelinya ke lemari kaca toko tersebut sampai pecah. Dan tamparan dari sang penjual pun tak terelakkan di pipi Top Ittipat.

Dalam film ini digambarkan bahwa tidak boleh terlalu buru-buru dalam mengambil keputusan, dinalisis dulu baru bisa diambil sebuah keputusan yang baik. Karakter beberapa tokoh dalam film ini identik dengan berbagai simbol, dan bisa dikatakan film ini menggunakan simbolisasi yang merupakan cara sutradara mengidentikkan sesuatu peran dengan realitas dan karakteristik identitas simbol tersebut. Simbol dan perumpamaan yang muncul dalam film ini melekat pada beberapa karakter dan merepresentasikan identitas tokohnya. Makna yang muncul akan dianalisis dengan melihat makna denotatif dan konotatif yang muncul dan seperti apa representasinya pada beberapa tokoh yaitu Top Ittipat, sang paman/pembantu setia, dan orang tua beserta kekasih Top Ittipat.
Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas yang berjudul : Analisis Film Top Secret: Wai Roon Pan Lan a.k.a The Billioner jangan lupa komen dan berbagi :)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar